Hingga awal abad ke-18, generatio spontanea adalah keyakinan umum awam maupun ilmuan mengenai asal usul kehidupan. Mengesankannya banyak penentang evolusi di masa kini justru menyerang ilmuan yang dipandang “masih” mempertahankan generatio spontanea dengan anggapan bahwa ia semata kepercayaan dengan ketiadaan bukti. ( Evy Siscawati, www.faktailmiah.com, 10 Maret 2011 )
Charles Darwin was daydreaming when he wrote that he could visualize "in some warm little pond," with all sorts of salts and electricity, the spontaneous generation of the first living cell. ( Joseph Mastropaolo, Ph.D., Evolution Is Biologically Impossible, www.icr.org )
Mengapa
penentang teori Darwin, menolak Teori Generatio Spontanea ? Jawabannya : bahwa yang ditolak itu adalah
generatio spontanea versi Darwin, yaitu bahwa makhluk hidup terbentuk dengan
sendirinya - Kemunculan Spontan - dari benda mati dan pada awalnya berupa sel
tunggal ( tidak ada campur tangan Tuhan ).
Kelihatannya ada upaya mengaburkan generatio spontanea yang berasal dari Aristoteles. Atau, kemungkinan besar kekeliruan persepsi terhadap generatio spontanea yang terkandung di dalam ajaran Aristoteles. Darwin berpendapat Kemunculan Spontan itu berupa sel tunggal, terjadi karena kebetulan dan mengabaikan peran Tuhan :
" Charles Darwin's theory of evolution on the origin of life proposes that some four billion years ago, inanimate chemicals developed completely by chance into highly complex, living, single-celled organisms. This process of life coming from non-life is called "spontaneous generation." According to the theory, a single-celled organism eventually evolved into all the complex life forms on earth in a relentless struggle for resources. Every evolutionary theory of life’s origins is based on spontaneous generation. " ( www.truenews.org )
Generatio
Spontanea versi aslinya, berasal dari Aristoteles, bukan suatu Teori, melainkan
suatu Konsep yang terkandung di dalam ajaran Aristoteles. Menurut ajarannya,
makhluk hidup - beberapa spesies tertentu - dapat muncul secara spontan (
generatio spontanea ) dari benda mati disebabkan adanya GAYA HIDUP. Kemunculan
spontan tersebut bukan berupa sel tunggal. Aristoteles meyakini adanya Tuhan,
yang disebutnya sebagai Penggerak / Penyebab Utama ( Prime Mover / Causa Prima
), adalah asal dari ' GAYA HIDUP ' ( Life-Force / Vital Energy ) yang dimaksud
oleh Aristoteles.
Dengan kata
lain, Konsep Aristoteles tentang Kemunculan Spontan ( Generatio Spontanea ),
bukan suatu teori, melainkan adalah suatu Konsep Penciptaan ( Kreasionisme /
Creationism )
"
Concepts : describe abstract ideas, or bits of knowledge that are abstractions
of phenomena. Concepts are generally able to withstand scientific testing.
" ( www.ehow.com ).
Penjelasan
seperti contoh di bawah ini, dengan mengatakan bahwa pendukung Teori Generatio
Spontanea adalah Aristoteles dan menghilangkan faktor penyebab ' GAYA HIDUP ',
adalah SALAH KAPRAH :
" Teori asal usul kehidupan pada kategori pertama adalah Teori Abiogenesis atau Generatio Spontanea. Teori Generatio Spontanea ini mengatakan bahwa makhluk hidup terbentuk dengan sendirinya.Teori ini disebut juga Teori Abiogenesis yang berarti makhluk hidup dapat terbentuk dari makhluk mati.
Pendukung teori ini adalah Aristoteles, Thales, dan Anaximines.Thales menganggap kehidupan berasal dari air dan anaximines menganggap kehidupan berasal dari udara.
Teori asal usul kehidupan pada kategori kedua adalah Teori Biogenesis. Pendukung teori ini adalah Fransisco Redi, Lazzari Spalazano, dan Louis Pasteur. Fransisco Redi mengemukakan percobaan ulat pada bangkai tikus berasal dari telur lalat ( Omne Vivum ex Ovo). Lazzaro Spalazani mengemukakan percobaan kaldu yang dididihkan dan ditutup rapat hanya akan membusuk bila dalam keadaan terbuka,harus ada jasad renik terlebih dahulu(Onme Ovum ex Vivo).
Louis Pasteur mengemukakan percobaan yang sama dengan L. Spalazani namun menggunakan pipa leher angsa, yang kemudian berkesimpulan, untuk mendapatkan kehidupan harus ada kehidupan terlebih dahulu (Omne Vivum ex Vivo.
Teori asal usul kehidupan pada kategori ketiga adalah Teori Urey. Teori ini menjelaskan bahwa gas Metana(CH 4 ), Amonia(NH3), Hidrogen(H2) dan Uap air (H20) yang diberi energi listrik dan radiasi sinar kosmik akan menghasilkankan terbentuknya senyawa organik misalnya asam amino yang merupakan komponen dasar protein. Protein adalah pembentuk protoplasma yang merupakan substansi dasar makhluk hidup." ( http://id.shvoong.com/, 13 Januari, 2010 )
Salah kaprah
tersebut terjadi karena tidak dibedakan antara Konsep dengan Teori. Dalam
penggunaan istilah secara praktisnya, para ilmuwan kadang-kadang mengacaukan
penggunaan istilah Konsep, Hipotesa, dan Teori. Suatu hipotesa kadang disebut
sebagai teori, dan suatu teori kadang disebut sebagai hipotesa atau konsep,
demikian sebaliknya.
Padahal ketiga istilah tersebut, Konsep, Hipotesa, dan Teori, masing-masing memiliki pengertian dan tingkatan / status yang berbeda,
Padahal ketiga istilah tersebut, Konsep, Hipotesa, dan Teori, masing-masing memiliki pengertian dan tingkatan / status yang berbeda,
Berdasarlan
metoda / Paradigma Penelitian Gagasan ( IRP : Idea Research Paradigm ) yang
pernah dikembangkan di Indonesia pada dekade 1980-an, ada hirarki dari bawah ke
atas mulai dari Konsep, Hipotesa, Teori, dan kemudian Filosofi. Tingkatan
paling atas - Filosofi - tergantung pandangan hidup / filosofi dari pencetus
teori.
Atau, bila suatu teori dikembangkan oleh suatu institusi resmi negara, maka filosofinya dapat ditelisik antara lain dari ideologi negara tersebut. Aplikasi IRP adalah untuk menyusun Strategi Besar ( Grand Strategy ). Namun dengan menggunakan IRP kita dapat memeriksa lebih dalam keabsahan status keilmiahan suatu teori, dilihat dari 4 sudut pandang mulai dari Konsep, Hipotesa, Teori, dan Filosofi yang mendasarinya. *)
Atau, bila suatu teori dikembangkan oleh suatu institusi resmi negara, maka filosofinya dapat ditelisik antara lain dari ideologi negara tersebut. Aplikasi IRP adalah untuk menyusun Strategi Besar ( Grand Strategy ). Namun dengan menggunakan IRP kita dapat memeriksa lebih dalam keabsahan status keilmiahan suatu teori, dilihat dari 4 sudut pandang mulai dari Konsep, Hipotesa, Teori, dan Filosofi yang mendasarinya. *)
Salah kaprah
tersebut sudah berlangsung lama, yaitu beberapa tahun setelah Darwin
menerbitkan bukunya, On The Origin Of Species ( 1859 ), hipotesa Darwin
digugurkan oleh Louis Pasteur berdasarkan hasil percobaannya yang dikenal
percobaan dengan tabung leher angsa. Louis Pasteur mengatakan : "La
génération spontanée est une chimère" ("Spontaneous generation is a
dream"). Lalu kemudian dikesankan, seolah-olah Louis Pasteur telah
menggugurkan teorinya Aristoteles. Tidak demikian, yang digugurkan oleh Louis
Pasteur adalah Generatio Spontanea versi Darwin, dengan kata lain yang
digugurkan adalah hipotesa Darwin.
Spontaneous
generation is a dream, yang dimaksud oleh Louis Pasteur semestinya adalah :
Darwin's Hypothesis is a Dream. Mengapa ? Karena pandangan Darwin tentang
generatio spontanea ( tanpa campur tangan Tuhan ), merupakan pondamen dasar
dari hipotesanya tentang asal-usul spesies. Dan pondamen dasar itu terbukti
tidak benar dihadapkan dengan hasil percobaan Louis Pasteur pada tahun 1861
" Pasteur's work should have dealt the death blow to the idea of spontaneous generation. But spontaneous generation is an essential part of the theory of evolution. Despite all the efforts of evolutionary scientists, not one observable case of spontaneous generation has ever been found. Pasteur's findings conflicted with the idea of spontaneous generation (as do all scientific results since). Consequently, Louis Pasteur was a strong opponent of Darwin's theory. " ( www.answerigenesis.org )
Dr. Pasteur in his "victory speech" to the French Academy of Science stated, "The theory of spontaneous generation will never recover from the mortal blow dealt it by this simple experiment." ( www.talkorigins.org ).
Tapi jika
yang dimaksud oleh Louis Pasteur dalam pernyataannya di atas, bahwa dia telah
membuktikan " teori " Aristoteles tentang generatio spontanea itu
keliru, bisa dikatakan Louis Pasteur salah persepsi ( tepatnya : SALAH BESAR
dan FATAL ! ).
Adapun alasannya :
Pertama,
generatio spontanea Aristoteles adalah suatu Konsep, dan suatu Konsep tidak
bisa digugurkan oleh suatu teori.
Kedua, seandainya generatio spontanea Aristoteles dipandang sebagai teori, maka percobaan yang dilakukan oleh Pasteur - yang diakuinya sebagai eksperimen sederhana - juga tidak cukup kuat dan sangat tidak lengkap untuk menggugurkan seluruh " teori-teori " generatio spontanea yang ditulis oleh Aristoteles dalam History of Animals ( Historia Animalium ) dan Generation of Animals ( De Generatione Animalium ).
Dan
kelihatannya memang banyak salah persepsi atau miskonsepsi yang terjadi pada
akhir abad-19 ( mungkin termasuk postulatnya Pasteur ), tapi tetap digunakan
menjadi semacam dogma sampai sekarang ini.
Di kemudian
hari generatio spontanea versi Darwin, yang telah digugurkan oleh Louis
Pasteur, sering disebut : Abiogenesis Klasik. Para penganut Darwinism mengakui
bahwa abiogenesis klasik sudah tumbang. Dan lalu mereka mengembangkan
Abiogenesis Modern. Dan dalam propagandanya, mereka berupaya memberi kesan
abiogenesis klasik itu identik dengan generatio spontanea versi Aristoteles.
Atau mungkin bukan propaganda, tetapi memang karena ketidaktahuan / tidak paham bedanya antara konsep dengan teori ?
Sekali lagi,
tidak demikian. Generatio Spontanea yang asli versi Aristoteles tidak bisa
digugurkan oleh teori apapun juga, karena bukan suatu teori, melainkan adalah
suatu Konsep yang berasal dari keyakinan bahwa Tuhan menciptakan makhluk hidup
- beberapa spesies tertentu - dari benda mati, dalam keadaan sempurna sesuai
wujud spesiesnya. Dan bukan penciptaan secara bertahap dari sel tunggal seperti
teori / hipotesa yang diajarkan oleh Francis Collins dkk dengan website
BioLogos-nya.
Aristoteles
juga percaya, selain menciptakan makhluk hidup dari benda mati, Tuhan yang
disebutnya Penggerak Utama, juga menciptakan makhluk hidup dari benda hidup. Jadi, secara
jujur kita harus mengakui, Aristoteles juga " Pendukung "
Biogenesisnya Louis Pasteur.
Tapi, bukannya Aristoteles yang lebih duluan menyampaikan " Teori " Biogenesis, 23 abad sebelum Louis Pasteur dll itu, dan Aristoteles adalah Bapak Ilmu Biologi ? Dan ....dengan demikian, tidak salah kalau kita menyebut Aristoteles adalah Bapak Ilmu Biologi sekaligus Bapak Kreasionisme ( Father of The Creationism )
Tapi, bukannya Aristoteles yang lebih duluan menyampaikan " Teori " Biogenesis, 23 abad sebelum Louis Pasteur dll itu, dan Aristoteles adalah Bapak Ilmu Biologi ? Dan ....dengan demikian, tidak salah kalau kita menyebut Aristoteles adalah Bapak Ilmu Biologi sekaligus Bapak Kreasionisme ( Father of The Creationism )
Abiogenesis Modern, atau sekarang sering disebut Abiogenesis saja ( Generatio Spontanea versi Darwin ), sampai sekarang ini masih terus dikembangkan, alias belum berhasil dibuktikan, entah sudah berapa banyak percobaan / eksperimen-eksperimen yang dilakukan.
Kemunculan Spontan ( Generatio Spontanea versi Aristoteles ) bukan suatu teori melainkan adalah suatu Konsep Penciptaan. Oleh karenanya sulit dibuktikan, dalam arti sulit dibuktikan dengan percobaan ilmiah, karena kemunculan spontan itu terjadi hanya atas kehendak Tuhan.
Hal itu
merupakan salah satu perbedaan antara Konsep dengan Teori. Konsep belum bisa
diuji-coba dengan eksperimen, karena Konsep adalah suatu ide yang bersifat umum
dan abstrak, Lebih jelasnya, Konsep adalah ide, gagasan, atau ungkapan pikiran
tentang ' keapaan ' ( Whatness ). Suatu Konsep bisa dikembangkan menjadi Teori
setelah dirumuskan secara lebih spesifik sehingga terlihat jelas dalam
perumusan hipotesa-hipotesanya. Dan dari rumusan Hipotesa-hipotesa tersebut
yang akan mendahului lahirnya suatu Teori. Hipotesa menjadi Teori setelah
melalui pengujian ulang berkali-kali.
Antonie Philips
van Leeuwenhoek ( 1632 – 1723), yang dikenal sebagai Penemu Mikroskop dan Bapak
Mikrobiologi, hasil penemuannya dipandang sebagai bukti Generatio Spontanea (
versi Aristoteles / Leeuwenhoek sudah meninggal sebelum Darwin lahir ). Dengan
alat buatannya sendiri Leeuwenhoek menemukan jazad renik dalam air bekas
rendaman jerami. Dia tidak melakukan eksperimen dalam arti untuk membuktikan
hipotesanya, melainkan penemuan tidak sengaja dalam rangka percobaan mikroskop
buatannya. Oleh karenanya tidak bisa dikatakan " hasil percobaan /
eksperimennya telah digugurkan " oleh hasil percobaan Pasteur dll itu
........
"...so little is required to make an animal, it is really not surprising that we see so many animals, so many worms, so many insects spontaneously forming in all putrefied matter, " ( Rene Descartes, 1648 )
Dan, hey,
apakah ada ilmuwan di Indonesia atau di dunia yang mampu memberikan bukti
ilmiah yang akurat, terhadap asal-usul wabah ulat bulu yang secara spontan
muncul menyerang beberapa daerah di Indonesia pada tahun 2011 yang lalu ??
Dan
sepertinya " alam " sudah banyak menyampaikan pelajaran yang dapat
disaksikan langsung oleh manusia, orang awam maupun para ilmuwan, berupa
fenomena : --- hujan darah ( India, Juli - Sebtember 2001 ), --- hujan katak (
Jepang, Juni 2009 ), --- maupun hujan ikan ( Di Australia pada tahun 1974,
2004, 2010, dan juga di India dan Denmark ). Bukannya semua fenomena alam itu
sudah menjawab dan memudahkan manusia untuk meyakini Penciptaan ? Dan
penciptaan itu bukan sekedar berwujud senyawa organik asam amino, bahkan juga
bukan sekedar sel tunggal ? Dan ......
bukannya hal itu sudah merupakan pukulan yang mematikan terhadap Abiogenesis
Modern, Panspermia Theory, dan BioLogos Theory ??
Kalau soal
teorinya Darwin, itu sudah gugur pada akhir abad-19, masa hidupnya Louis
Pasteur. Buku karya Darwin : On The Origin Of Species, dibuat di atas landasan
suatu hipotesa ( Generatio Spontanea versi Darwin ) yang belum terbukti
kebenarannya. Mungkinkah suatu hipotesa diklaim sebagai suatu Teori Ilmiah,
sedangkan pondamen atau landasan dari hipotesa itu juga masih berupa hipotesa
?? Barangkali mungkin juga, karena di dunia yang modern ini ternyata juga
banyak para pseudo-scientists-nya.
Dan berkaitan dengan fakta fenomena-fenomena alam yang disebut di atas, tidak ada alasan untuk mengatakan : ... not one observable case of spontaneous generation has ever been found.
Hujan apa
lagi yang sudah terjadi, mungkin saja " hujan batu dari tanah-tanah yang
terbakar ". " yang diberi tanda ". Maksudnya, bahwa " hujan
batu " tersebut dapat memilih sasarannya, bukan seperti hujan yang biasa
kita lihat sehari-hari di waktu musim penghujan.
Guna
mencegah kerancuan istilah dan agar tidak mengaburkan pemaknaannya, disarankan
pemakaian Abiogenesis untuk generatio spontanea versi Darwin, dan istilah
generatio spontanea ( Spontaneous Generation ) dikembalikan sesuai versi
aslinya dari Aristoteles. Soal penyebutan untuk keperluan praktis, Konsep
Generatio Spontanea atau Teori Generatio Spontanea, atau Generatio Spontanea
saja, sepertinya sama-sama enak didengar di telinga. Yang penting diketahui,
suatu Konsep tidak bisa digugurkan oleh teori apapun juga mengingat bahwa
konsep adalah suatu ide-ide yang masih bersifat umum dan abstrak.
*)
- Paradigma Penelitian Gagasan ( IRP : Idea Research Paradigm ) sesuai yang digambarkan pada bagan di atas sangat berguna untuk meneliti status keilmiahan dari suatu teori. Suatu teori disebut sebagai teori ilmiah yang benar - bukan pseudoscience - selain dia harus memenuhi syarat-syarat keilmiahan ( ada sekitar 6-7 syarat keilmiahan suatu teori ), sebelum dibuktikan dia juga harus memenuhi syarat-syarat untuk disebut sebagai Hipotesa.
Syarat-syarat hipotesa antara lain harus menyebut nama pencetusnya, dan pencetusnya itu wajib menyebut dan menjelaskan cara-cara pengujian hipotesanya, serta yang terpenting suatu hipotesa tidak boleh bersembunyi dalam ' waktu ', misalnya dengan menyatakan bahwa hipotesa itu akan terbukti kebenarannya 200 tahun atau 300 tahun lagi .......Contoh hipotesa Stephen Hawking bahwa Black Hole dapat menjadi sumber energi masa depan ........300 tahun atau mungkin 500 tahun lagi !.
Demikian juga Hipotesa / Teori Evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin, hipotesa kemunculan makhluk hidup yang pertama berupa sel tunggal dinyatakan terjadi sekian milyar tahun yang lalu. Hipotesa ini tidak mungkin bisa dibuktikan. Faktanya sampai sekarang juga tidak bisa ditemukan fosil sel tunggal tersebut.
Teori Darwin, dilihat dalam kacamata IRP : untuk disebut sebagai Hipotesa saja tidak memenuhi syarat, terlebih untuk disebut sebagai teori ilmiah ! Dalam kacamata IRP, statusnya adalah suatu Konsep. Penyebutan yang benar dari ' teori evolusi ' adalah Konsep Evolusi. Dan memang sebagai suatu Konsep - yaitu ide yang bersifat abstrak - tidak bisa digugurkan oleh teori apapun juga.
Jika dipandang sebagai Hipotesa / Teori, apa yang dikemukakan oleh Darwin sudah gugur dari sejak awalnya, terlebih dengan hasil dari eksperimen Louis Pasteur. Namun jika dipandang sebagai suatu Konsep, dia masih eksis !
Demikian juga Hipotesa / Teori Evolusi yang dicetuskan oleh Charles Darwin, hipotesa kemunculan makhluk hidup yang pertama berupa sel tunggal dinyatakan terjadi sekian milyar tahun yang lalu. Hipotesa ini tidak mungkin bisa dibuktikan. Faktanya sampai sekarang juga tidak bisa ditemukan fosil sel tunggal tersebut.
Teori Darwin, dilihat dalam kacamata IRP : untuk disebut sebagai Hipotesa saja tidak memenuhi syarat, terlebih untuk disebut sebagai teori ilmiah ! Dalam kacamata IRP, statusnya adalah suatu Konsep. Penyebutan yang benar dari ' teori evolusi ' adalah Konsep Evolusi. Dan memang sebagai suatu Konsep - yaitu ide yang bersifat abstrak - tidak bisa digugurkan oleh teori apapun juga.
Jika dipandang sebagai Hipotesa / Teori, apa yang dikemukakan oleh Darwin sudah gugur dari sejak awalnya, terlebih dengan hasil dari eksperimen Louis Pasteur. Namun jika dipandang sebagai suatu Konsep, dia masih eksis !
Disamping itu, suatu teori adalah ilmiah yang benar bila Filosofi yang mendasarinya juga benar. Kita ambil contoh Teori Relativitas Umum - General Relativity Theory - yang dikemukakan oleh Albert Einstein pada tahun 1916. Filosofi yang mendasarinya adalah Hukum Kosmis yang diperkenalkan olehnya, yaitu Kesinambungan Ruang - Waktu ( Continuous Space-Time ). Hukum ini merupakan suatu konsep sebagai hasil pemikiran brilyan dari Einstein, ketika dia dengan susah payah mencari solusi atas tidak konsistennya Teori Relativitas Khusus dihadapkan dengan teori gravitasi Newton.
Namun sayang, Einstein terjebak dalam kegemarannya membuat eksperimen imajiner berkaitan dengan dimensi ruang dan dimensi waktu. Dia menolak adanya Waktu Mutlak atau adanya Ruang Murni yang menjadi landasan filosofi teori Newton. Walhasil, hukum kosmis Kesinambungan Ruang-Waktu tidak lain adalah suatu konsep tentang Paradoks, karena tidak berpijak pada landasan filosofi yang benar.
Oleh karenanya, dipandang dengan menggunakan IRP dari sudut pandang Filosofinya : bila filosofinya tidak benar / paradoks, bisa dipastikan teorinya juga paradoks. Hal ini bisa ditelisik lebih jauh dengan IRP dari sudut pandang Teorinya - khususnya cara pembuktian hipotesanya - ternyata usulan yang diminta oleh Einstein juga keliru jika dihadapkan dengan keilmiahan Ilmu Astronomi ............ ( Read more ).
General Relativity adalah Teori Paradoks, oleh karenanya semua teori yang menjadikan General Relativity sebagai pondamen dasarnya, perlu ditinjau kembali.
_______________
Daftar Bacaan : 1. http://ebooks.adelaide.edu.au/a/aristotle/ 2.
www.answerigenesis.org 3. www.icr.org 4. www.talkorigins.org 5.
http://en.wikipedia.org/wiki/Biogenesis 6. www.truenews.org 7.
http://id.shvoong.com/ 8. www.faktailmiah.com 9. Wabah Ulat Bulu Percepat
Produksi(?), www.mediaindonesia.com 10.
http://id.shvoong.com/exact-sciences/earth-sciences/2042033-hujan-darah-hujan-ikan-hujan/
11. www.ehow.com 12. www. BioLogos.org 13. www.telegraph.co.uk.