Social Icons

19 Mei 2013

THE ROYAL NAVY TRAINING SYSTEM



MENGENAL SISTEM PELATIHAN ROYAL NAVY 



Educational Technology.  Teknologi pendidikan yang diterapkan di Angkatan Laut Inggris / Royal Navy, sejalan dengan perkembangan teknologi di negara Barat pada umumnya.   Sejak tahun 1972 Royal Navy telah menerapkan metodologi pendidikan modern yang akrab disebut Educational Technology, dengan tujuan untuk mencapai hasil guna dan daya guna maksimal.

Educational Technology sebagai suatu sistem pendidikan modern terdiri dari tiga subsistem utama, yaitu :  Education, Development, dan Training.

Education,  merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengembangkan pengetahuan  ( knowledge ),  nilai-nilai moral dan pemahamannya yang diperlukan secara umum dalam seluruh sendi kehidupan manusia.  Tidak sekedar mengembangkan pengetahuan tertentu saja, tapi meliputi pengetahuan yang lebih luas ( norma-norma, attitude, perilaku / kepribadian ) yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari bermasyarakat.

Development,  adalah kegiatan pendidikan yang menitik-beratkan pengembangan kemampuan individu dalam melaksanakan peran / role yang diemban sesuai tugas dan jabatannya.  Development bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan ‘ cognitive strategy ‘, yaitu kemampuan berkaitan dengan pola pikir kedalaman wawasan, kemampuan mengorganisir dan pengambilan keputusan.  Dengan kata lain, development terfokus ada pengetahuan manajerial dan leadership.

Training, adalah kegiatan pendidikan yang bertujuan untuk meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan ( knowledge ), ketrampilan / kecakapan baik secara mental maupun fisik ( mental and motor skill ), dan pelatihan sikap / kecenderungan dalam perilaku ( attitude ).  Outcome yang diharapkan agar mampu melaksanakan kewajiban dan tugas-tugas ( duty and tasks ) sesuai yang dituntut dalam deskripsi Job / pekerjaan.

Advisory Group.   Perhatian Angkatan Laut negara Inggris terhadap pengembangan teknologi pendidikan sangat besar.  Hal ini terlihat jelas dengan adanya Korps / Kejuruan : Instruktur, yang merupakan korps karier dan setara dengan korps karier lainnya. 

Hal ini mungkin agak berbeda situasinya dengan kedudukan instruktur pendidikan ( gadik : tenaga pendidik ) di negara-negara berkembang pada umumnya, termasuk di Indonesia,  dimana job gadik sering kali dipandang kurang bergengsi atau bahkan dipakai sebagai semacam ‘ tempat pembuangan ‘ bagi mereka yang dipandang kariernya sudah mentok. Job sebagai tenaga pendidik atau gadik mungkin sama nasipnya dengan job ‘ peneliti ( researcher ) ‘ yang juga seringkali dipakai sebagai semacam tempat pembuangan.  Hal itu sudah bukan rahasia lagi, dan mungkin sudah menjadi fenomena umum yang membedakan antara negara maju dan negara belum maju. Di negara-negara maju kedudukan sebagai researcher sangat membanggakan dan kebanyakan para peneliti itu kaya,  karena mereka dibayar mahal dalam melakukan tugas-tugas penelitian.

Di Royal Navy ( RN ), untuk menjadi instruktur dalam pendidikan tidak mudah,  melainkan ada tahap-tahap pelatihannya.   Selain melewati tahap pelatihan, sebelum berhak menjadi instruktur mereka harus melewati pelatihan dalam praktek ( profesiency ) dengan target sesuai jumlah jam mengajar yang ditentukan.  Bila seorang calon instruktur tidak berhasil mencapai target sesuai jumlah jam yang dipersyaratkan dengan hasil baik, maka mereka akan direkomendasikan untuk kembali ke rol semula.  Sedangkan mereka yang berhasil menjadi instruktur,  dalam melaksanakan tugas-tugasnya akan dinilai, apakah dia akan tetap menjadi instruktur atau bisa direkomendasikan ke jenjang keinstrukturan yang lebih tinggi,  yaitu Training Design Officer/TDO ( Training Designer ),  dan dari TDO nanti akan dipilih lagi untuk menjadi Quality Control Officer / QCO ( Quality Controller ),  dan jenjang berikutnya Training Manager.

Royal Navy memiliki satu badan yang disebut TPAG ( Training Policy Advisory Group ).  TPAG adalah semacam Dewan Pendidikan, dimana para anggotanya terdiri dari para Komandan / pemimpin komando-komando utama yang ada di Royal Navy.  Dewan ini secara rutin tiap enam bulan sekali bersidang dan menyampaikan kebijaksanaan pendidikan yang harus dilaksanakan di pendidikan-pendidikan RN.

Adapun tugas-tugas TPAG antara lain selalu memonitor dan mengikuti perkembangan teknologi pendidikan di dunia, kemudian mengadakan evaluasi tentang kemungkinan pemanfaatan / penerapannya di lingkungan RN.  TPAG juga memonitor dan mengawasi pengembangan proyek-proyek pendidikan dan latihan,  kemudian memberikan konsultansi terhadap aspek-aspek teknologi pendidikan yang sedang dilaksanakan.

Salah satu anggota tetap TPAG adalah RNSETT ( Royal Naval School of Educational and Training Technology ), yang berkedudukan di ksatrian HMS.Nelson – Portsmouth.  RNSETT merupakan lembaga pendidikan yang berada di bawah CINCNAVHOME ( Commander in Chief of Naval Home Command ).

Tugas RNSETT antara lain mempersiapkan, mendidik, dan meningkatkan profesionalisme personel RN yang bertugas dan berkarier di bidang pendidikan dan latihan.  Memberikan informasi dan konsultasi dalam semua aspek-aspek yang menyangkut teknologi pendidikan dan penelitian.  Dan membantu mengembangkan proyek-proyek yang berkaitan dengan bidang pendidikan dan pelatihan sesuai yang dibutuhkan oleh komando-komando utama RN.

Disamping itu, RNSETT juga berfungsi sebagai inspektorat bidang pendidikan dan pelatihan, dan dapat melakukan inspeksi ke semua lembaga pendidikan / sekolah di lingkungan RN.  Fungsi keinspektoratan RNSETT menonjol, karena bisa secara langsung menginspeksi di tempat-tempat pengajaran / pelatihan, untuk mengevaluasi instruktur serta kualitas software yang digunakan, serta mengevaluasi peserta / siswa di tempat pengajaran.  Semua temuan dari hasil inspeksi digunakan sebagai bahan pembahasan dalam sidang dewan TPAG untuk dicarikan upaya solusi atau pemecahannya. Dengan demikian pengendalian mutu pendidikan ( Quality Control ) dapat diselenggarakan dengan baik, setiap terjadi penyimpangan atau pelanggaran terhadap aturan main segera dapat dibetulkan, sehingga outcome bisa tercapai dengan baik.


Mekanisme Pelatihan.  Training atau Pelatihan yang dilaksanakan oleh Royal Navy bukan semata-mata tanggung jawab lembaga pendidikan dan pelatihannya,  karena mulai tahap perencanaan, penyelenggaraan, sampai tahap pengakhirannya selalu dilaksanakan kombinasi dan koordinasi antara lembaga pendidikan, komando latihan ( Home Command ),  komando operasional ( Fleet ), dan Markas Besar ( MOD/Navy ).  Prosedur, mekanisme dan tanggung jawab masing-masing lembaga diatur dalam suatu format yang disebut CCC ( Course Control Certificate ),  yang sekaligus merupakan alat control dan pengendalian suatu pelatihan














Share
 
Blogger Templates